Tampilkan postingan dengan label Tamu Kita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tamu Kita. Tampilkan semua postingan

Rabu, 29 September 2010

Tukang sulap jalanan menjadi pesulap layar kaca

Rabo 29 september 2010, Saya melihat acara "Makna kehidupan" di TransTV. Pada episode kali ini membahas mengenai tukang sulap jalanan menjadi pesulap layar kaca, ternyata profil Pak Tarno yang diliput mengenai kehidupan kesehariannya. Hampir di semua stasiun TV memunculkan sosok ini terutama pada ramadhan yang lalu, aku kagum pada gayanya yang lugu, lucu, sekaligus menghibur dengan dialek bicara khas Tegal.

Penampilan Master Tarno, itulah julukan terbarunya. "Bimsalabim jadi apa sekarang?", itulah mantra ciri khasnya yang terkesan kuno. Ada beberapa jampi-jampi lain yang lucu dan takbiasa sering kilontarkannya. "Simsalabim pok-pok-pok dibuka jadi apa ya?" Wah kosong, ulangi ah... Simsalabim dibuka jadi apa? wah masih kosong juga, pakai simsalabim kok nggak bisa ya..? ucapnya. Penonton pun tertawa karena ulah dan mantranya. Dia memang berbeda dengan para pesulap moderen yang biasa tampil di televisi. Karena itulah, pria bernama asli Sutarno (61 tahun) ini dijuluki The Master of  Traditional Magic.

Kehidupannya sekarang mulai berubah menjadi lebih baik dengan seiring banjirnya job yang didapatkan. Walaupun Pak Tarno sering muncul di televisi dan acara-acara off air yang lain, kehidupannya tidaklah berubah. Beliau tetap sederhana! Pada awalnya sebelum dia sering tampil di TV, Pak Tarno hanya sorang penjual martabak telor keliling di sekolah dasar. Untuk memenuhi kehidupan keluarganya dia terus berupaya dengan segenap daya dan kemampuannya. Karena martabaknya sering tak habis, Pak Tarno berfikir gimana kalo yang membeli martabaknya diberi hadiah sulapan. Walaupun sulapannya sederhana, hal inilah yang mendorong minat anak-anak untuk membeli martabak telor di Pak Tarno. "Kalo martabaknya udah habis entar aku kasih sulap", kalimat ini yang terus disampaikan anak yang membeli ke teman-temannya. 

Dari info beberapa tetangga, katanya di TV ada acara mencari bakat. Awal inilah dia memasuki dunia entertainment walaupun dalam audisinya dia gagal total dan mendapatkan hinaan serta cacian dari peserta  yang lain. "Jualan obat ya pak?" hinaan dari peserta yang lain, maklum dia membawa peralatan sederhana  yang dimasukkan kedalam plastik dan koper bututnya. Walaupun dia gagal ada aja tawaran dari pihak TV yang mengajaknya untuk mengisi acaranya walaupun sebagai pelengkap. 

Dari penggalan cerita dalam kehidupannya banyak hal yang kita dapatkan sebagai pelajaran mengenai makna kehidupan. Kerja keras dan pantang menyerah telah diupayakan olehnya guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Tekhnik marketing yang sederhana namun optimal yang sudah dilakukan Pak Tarno. Dia telah mengoptimalkan  tallenta atau bakat yang dia miliki. Kehidupan yang sederhana walaupun telah meneguk sedikit kepopulerannya. Meskipun belum setenar Tukul Arwana, pelan namun pasti tak menutup kemungkinan Pak Tarno memiliki acara sendiri dengan dia sebagai host acarnya.

Sutarno merupakan Street Magician yang sangat hebat yang berumur 61 tahun, sudah puluhan tahun menekuni Sulap Tradisional. Diberi gelar oleh Deddy Corbuzier dkk dengan gelar The Master Of Traditional Magic. Bagaimana menurut pendapat anda? Silahkan meninggalkan komentar

Selasa, 02 Februari 2010

Penulis Graphic diary

Hampir semua orang yang curhat dengan menulis kata di diary sudah biasa kita jumpai. Bagaimana kalau kita curhat dengan menggambarkan jalan cerita yang kita alami. Wah, ternyata seru juga lho! Hasilnya seperti kita membaca komik tapi isinya tentang curhat kejadian yang telah kita alami. Hal yang seperti ini namanya grapic diary. Di Indonesia masih jarang yang melakukan hal ini, tapi di luar negeri sudah banyak yang melakukan kegiatan ini.  Bahkan ada grapic diary yang dicetak dan dijual untuk umum. Banyak juga penulis cerita bergambar (Cergam) ternama internasional yang ikutan membuatnya.

Salah satu penulis grapic diari di Indonesia adalah  Dwinita larasati, yang biasa dipanggil Tita telah melakukannya dalam kehidupan kesehariannya. Dalam grapic diary gambarnya tidak harus bagus atau sempurna. Tapi gambarnya harus dapat dimengerti  bagi orang yang melihatnya. Dalam grapic diary gambar yang berbicara banyak, tulisannya sedikit. Ada jargon yang mengatakan gambar dapat mewakili seribu kata-kata. Tita sebenarnya suka menggambar sejak kecil. Setiap ada waktu senggang, dia gunakan untuk menggambar semua kejadian yang pernah dilaluinya. Dia serius membuat graphic diary ketika sekolah di Jerman, sekitar tahun 1995. Ketika itu Tita ingin bercerita pengalamannya sehari-hari selama di Jerman kepada keluarga di Indonesia. Awalnya dia menulis surat, namun berhubung makan waktu lama dan capek maka diputuskannya untuk bercerita lewat media gambar di atas kertas a4. Kemudian gambar yang telah selesai difaxkan ke rumah nya.

Selama curhat dalam bentuk graphic diary, Tia melakukan ini bisa dimana saja. Baginya sebuah kegiatan refreshing, jadi bisa melepaskan semua uneg-unegnya di waktu senggang.Menggambar dapat dilakukan di selembar kertas a4 ataupun di buku harian. Namun katanya, kalau di selembar kertas repot menyimpannya. Jadi Lebih sering dilakukannya di buku.Sudah beberapa buku telah dibuatnya, sekarang buku ya ng ke sembilan. Waktu pembuat satu buku dengan buku yang lain tidak sama, tergantung dari banyaknya waktu untuk curhat.

Awalnya gambar yang dibuat berwarna tapi memberi warna perlu waktu yang lama, akhirnya sekarang dibuat gambar hitam-putih alias tidak berwarna. Walaupun gambambarnya tidak berwarna, dengan hitam putih juga bagus kok. Tita sudah menerbitkan dan mengedarkan buku grapic diary di Indonesia ada tiga judul, yaitu Taste of Tita, Curhat Tita, dan Transition. Yang lainnya hanya mengisi lepasan di beberapa buku seperti Yogya 5,9Sr, 24 Hours Comics, 40075 Km. Dalam setiap riari yang dibuat, Dia menggunakan bahasa Inggris. Tita berharap diarynya ini bisa dibaca oleh keluarga dan temannya. Maklum saja pada waktu itu Teman tita kebanyakan orang luar negeri.
Jadi untuk memudahkan mereka membacanya. Bila dilihat dan diteliti karakter orang dalam gambarnya tidak memiliki hidung, menurutnya hidung itu agak susah digambar secara ekspresi. Kalau mata dan mulut sangat mudah untuk dibuatnya...ha.ha..ha...lucu juga.

Hal yang dilakukan Tita dapat kita ajarkan pada anak kita. Mulai masa anak-anak dapat dimulai membuat dan membisakan diri, dari pada mereka coret coret tidak karuan.  Syaratnya berani saja menggambar, bebas lepas apa yang dimauinya. gambarnya tidak perlu bagus dan perfect namun bisa dimengerti oleh orang yang melihatny. Mereka dapat kita bimbing untuk menggambarkan apa yang sudah mereka kerjakan dan lalui selama hari ini.  Jangan pernah takut salah dalam memggambar

Kamis, 03 Desember 2009

Zero to Famous

Semalam tanggal 16 November 09 malam, kulihat trans7. Acara bukan empat mata dengan tema sucses and famous. Dengan bintang tamu pertama Caty Saron, bintang tamu kedua Sandy Sundoro (penyanyi Indonesia yang sedang kuliah di Jerman dan memenangkan festival menyani di negara Jerman dan Latvia) waow ... suaranya memukau... berkarakter seperti bintang berkelas dunia. Bintang tamu ketiga Juwita (anak penyanyi dangdut Anisa Bahar). Setelah acara selesai kupikir kenapa dia tidak menjadi bintang tamu bagi acaranya dia sendiri. Sukses ... Tukul kan juga sukses. Famous... dia kan juga terkenal... klop Tukul juga masuk kreteria jadi bintang tamu. Mungkin kejadiannya lebih lucu lagi kalo disetting seperti itu.

Siapa tak kenal Tukul Arwana? Host acara bukan empat mata, kini menjadi bintang yang bersinar. Dari senin sampai jum'at, penonton ttv dapat menikmati banyolannya di stasiun tran7. Kembali ke laptop. Puas...puas...dan orang ganteng, cover majalah sobek, menjadi kalimat yang ditunggu jutaan penonton setia Bukan empat mata.Banyak artis dan pejabat yang terpukau dengan fenomenal gaya host Tukul Arwana. Aktor tenama seperti Rano Karno memuji Tukul sebagai sworang yang punya talenta luar biasa sebagai pelawak. "Ngak nyangka aja, ternyata dia cerdas juga menimpali joke-joke bintang tamunya", kata Rano. Aktor kawakan seperti Almarhum Sophan Sopian juga ngefans dengan Tukul. Hal ini diungkapkan nya pada Dorce Show, "Rasanya saya pengen jadi pelawak setelah melihat acara tukul yang bisa membuat orang bahagia menonton nya, Lucu sekali...".

Pujian bertubi-tubi dari banyak orang, khususnya yang pernah menjadi bintang tamu di acaranya, tak membuat Tukul besar kepala. "Ibarat pohon, unutk tumbuh menjulang dan daunnya lebat. Butuh waktu lama dan harus terus dipupuk. Semua ini melalui proses panjang dan berliku, dan saya nggak pernah berhenti belajar" ujar Tukul merendah. Belajar dari masal alunya, Tukul tak mau sesumbar dengan keberhasilan yang kini diraihnya. Dia membutuhkan waktu lebih 12 tahun untuk menjadi seperti ini. Asam garam kehidupan sudah pernah dilakukannya. Mulai dari menjadi kernet, sopir, tidur di emperan, makan cuma mampu sekali sehari, tidur beralaskan tikar, semua sudah dia rasakan. Orang, apa yang mau disombongkan? Pada akhirnya dia hanya bisa bersyukur semua berlalu dan kini Tukul menuai hasil dari ketabahan dan kegigihannya untuk menjadi pelawak.

Tukul ingat betul bagai mana susahnya menjadi pelawak ibu kota. Meskipun sudah sering melawak di Semarang namun sulit bisa langsung manggung di Jakarta. Hanya karena malu pilang kampung dengan tangan kosong, Tukul berusaha tetep tinggal di Jakarta. Kerja keras tukul tak sia-sia, dia diterima sebagi pelawak radio humor SK, hingga bergabung di lenong rumpi. Sesekali wajahnya mulai tampil di televisi. Tukul dengan mengndalkan wajah culun nya ditawari menjadi bintang video klip joshua dalam lagu diobok-obok. Sejak itu tawaran mulai mengalir. Pada suatu hari, seorang konsultan program televisi asal Filipina, Apollo namanya, terpukau melihat penampilan Tukul dal acara Warung pojok di TV7. Dia langsung ditawari menjadi host empat mata. Awalnya dia menolak, katanya "masak pelawak jadi pembawa acara". Tpi dia dibujuk terus, katanya dia punya talenta, bisa ngelawak yang cerdas. Dia tak ingin hanya menjadi mc saja, tapi juga menyumbang ide untuk kesuksesan acara ini. Icon "kembali ke laptop" merupakan idenya. Soalnya dia kan dipandu dari laptop. Jadi enak aja, nggak bingung mau nanya ke narasumber.

Kini Tukul boleh bertepuk dada, kontrak demi kontrak dia terima. Kata tukul "Alhamdulillah, dulu orangtua ngasih nama Tukul, yang artinya tumbuh. Berkat doa orangtua, nama tukul yaang artinya tumbuh, sekarang ini benar-benar tumbuh. kalo di Inggriskan Mr.Growing Up. Dan sekarang saya udah memiliki rumah sendiri, tidak ngontrak lagi, abahkan sekarang udah punya banyak rumah kontrakan".

Siapa sangka, jika acara yang menggabungkan talk show, musik dan komedi ini bisa berhasil dan bertahan sampai sekarang. Bagaimana menurut pendapat anda mengenai sosok Tukul Arwana, silahkan tinggalkan komentar?



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...