Selasa, 02 Februari 2010

Penulis Graphic diary

Hampir semua orang yang curhat dengan menulis kata di diary sudah biasa kita jumpai. Bagaimana kalau kita curhat dengan menggambarkan jalan cerita yang kita alami. Wah, ternyata seru juga lho! Hasilnya seperti kita membaca komik tapi isinya tentang curhat kejadian yang telah kita alami. Hal yang seperti ini namanya grapic diary. Di Indonesia masih jarang yang melakukan hal ini, tapi di luar negeri sudah banyak yang melakukan kegiatan ini.  Bahkan ada grapic diary yang dicetak dan dijual untuk umum. Banyak juga penulis cerita bergambar (Cergam) ternama internasional yang ikutan membuatnya.

Salah satu penulis grapic diari di Indonesia adalah  Dwinita larasati, yang biasa dipanggil Tita telah melakukannya dalam kehidupan kesehariannya. Dalam grapic diary gambarnya tidak harus bagus atau sempurna. Tapi gambarnya harus dapat dimengerti  bagi orang yang melihatnya. Dalam grapic diary gambar yang berbicara banyak, tulisannya sedikit. Ada jargon yang mengatakan gambar dapat mewakili seribu kata-kata. Tita sebenarnya suka menggambar sejak kecil. Setiap ada waktu senggang, dia gunakan untuk menggambar semua kejadian yang pernah dilaluinya. Dia serius membuat graphic diary ketika sekolah di Jerman, sekitar tahun 1995. Ketika itu Tita ingin bercerita pengalamannya sehari-hari selama di Jerman kepada keluarga di Indonesia. Awalnya dia menulis surat, namun berhubung makan waktu lama dan capek maka diputuskannya untuk bercerita lewat media gambar di atas kertas a4. Kemudian gambar yang telah selesai difaxkan ke rumah nya.

Selama curhat dalam bentuk graphic diary, Tia melakukan ini bisa dimana saja. Baginya sebuah kegiatan refreshing, jadi bisa melepaskan semua uneg-unegnya di waktu senggang.Menggambar dapat dilakukan di selembar kertas a4 ataupun di buku harian. Namun katanya, kalau di selembar kertas repot menyimpannya. Jadi Lebih sering dilakukannya di buku.Sudah beberapa buku telah dibuatnya, sekarang buku ya ng ke sembilan. Waktu pembuat satu buku dengan buku yang lain tidak sama, tergantung dari banyaknya waktu untuk curhat.

Awalnya gambar yang dibuat berwarna tapi memberi warna perlu waktu yang lama, akhirnya sekarang dibuat gambar hitam-putih alias tidak berwarna. Walaupun gambambarnya tidak berwarna, dengan hitam putih juga bagus kok. Tita sudah menerbitkan dan mengedarkan buku grapic diary di Indonesia ada tiga judul, yaitu Taste of Tita, Curhat Tita, dan Transition. Yang lainnya hanya mengisi lepasan di beberapa buku seperti Yogya 5,9Sr, 24 Hours Comics, 40075 Km. Dalam setiap riari yang dibuat, Dia menggunakan bahasa Inggris. Tita berharap diarynya ini bisa dibaca oleh keluarga dan temannya. Maklum saja pada waktu itu Teman tita kebanyakan orang luar negeri.
Jadi untuk memudahkan mereka membacanya. Bila dilihat dan diteliti karakter orang dalam gambarnya tidak memiliki hidung, menurutnya hidung itu agak susah digambar secara ekspresi. Kalau mata dan mulut sangat mudah untuk dibuatnya...ha.ha..ha...lucu juga.

Hal yang dilakukan Tita dapat kita ajarkan pada anak kita. Mulai masa anak-anak dapat dimulai membuat dan membisakan diri, dari pada mereka coret coret tidak karuan.  Syaratnya berani saja menggambar, bebas lepas apa yang dimauinya. gambarnya tidak perlu bagus dan perfect namun bisa dimengerti oleh orang yang melihatny. Mereka dapat kita bimbing untuk menggambarkan apa yang sudah mereka kerjakan dan lalui selama hari ini.  Jangan pernah takut salah dalam memggambar

10 komentar:

  1. maaf sob baru berkunjung,
    wah saya gak pernah nulis didiary...
    setelah baca artikel ini jadi tertarik,makasih...

    BalasHapus
  2. Termakasih atas kunjungannya, diary angger yang dibuat harusnya mulai diisi dengan coretan gambar-gambar gak perlu perfect namun komunikatif

    BalasHapus
  3. kebiasaan menulis dan menggambar memang harus dimulai sejak dari kecil, harus kita tanamkan pada generasi penerus agar bangsa ini tidak selalu tertinggal dengan bangsa asing.

    BalasHapus
  4. Setuju mbak untuk menerapkannya kepada anak2, agar corat coret anak2 terarahkan.

    BalasHapus
  5. hmmm nice! jadi mikir hmm...
    nice blog anyway! :)
    xoxo

    BalasHapus
  6. maju terus Tita...

    btw kunjungan perdana nih...izin follow ya?

    BalasHapus
  7. mungkin kalau aku jago gambar kayak tita, aku juga dah nulis graphic diary... hehehehehe... tpai nggak bisa gambar, apa daya... blog aja deh... hehehhehe

    BalasHapus
  8. Buat semua yang udah komentar terimakasih, buat mbak latifah & ninneta ... kebiasaan menggambar dimulai sejak kecil agar dewasa nanti mudah melakukannya...maju terus blogger wanita indonesia

    BalasHapus
  9. wah aku pegen jago gambar tapi ga bisa2 neh

    BalasHapus
  10. hebat yaa...
    dulu aku juga suka menggambar, berhubung menggambar dilarang oleh keluarga, seni itu mati dengan sendirinya :(

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...